Di suatu tempat yang bernama Negeri Langit, hiduplah segerombolan awan yang sangat riang. Awan itu selalu menari-nari dengan riang di Negeri Langit. Tidak ada kesedihan yang melanda awan-awan itu, mereka selalu menikmati hari-hari yang indah di Negeri Langit.
Tetapi, ada satu awan yang bersedih, awan itu bernama Awan Mungil. Awan Biggy yang melihat Awan Mungil bersedih pun bertanya ke Awan Mungil.
“Awan Mungil kenapa kau bersedih?”
“Aku sedih karena semakin hari tubuhku merasa lebih berat, aku jadi susah bergerak dan menari-nari di langit”. Jawab Awan Mungil.
Awan Biggy pun berbicara dengan lirih.
“Aku mengerti apa yang kau rasakan Awan Mungil.
“Ketika aku seusia kamu, aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kau alami sekarang ini”.
“Tetapi setelah aku dewasa, aku menjadi mengerti ternyata berubah menjadi berat itu tidaklah semenakutkan yang aku kira”
Dengan rasa penasaran, Awan Mungil pun bertanya.
“Kenapa seperti itu ya Awan Biggy?”
“Apakah sekarang tubuhmu jauh lebih berat dari tubuhku?”
Apakah kau sekarang juga sulit untuk bergerak sama seperti aku?”
Awan Biggy pun menjawab dengan tersenyum.
“Iya, itu sudah pasti Awan Mungil.”
“Apakah kau tidak melihat tubuhku yang sangat gempal dan mulai menghitam ini”.
“Semakin hari tubuh kita akan terus bertambah berat dan lama-kelamaan akan menghitam”.
Mendengar perkataan Awan Biggy, Awan Mungil pun menjadi semakin sedih dan menangis sejadi-jadinya. Awan Mungil tidak ingin tubuhnya menjadi berat dan menghitam. Jika tubuhnya menjadi berat, dia tidak akan bisa lagi bermain dan menari di langit bersama teman-temannya. Awan Mungil tidak mau hal itu terjadi. Awan Mungil memikirkan apakah ada cara untuk menghentikan hal itu agar tidak terjadi pada tubuhnya yang mungil.
“Tidak usah menangis Awan Mungil”. Sahut Awan Biggy.
“Apakah ada cara untuk menghentikan hal itu agar tidak terjadi pada diriku ya Awan Biggy?” Tukas Awan Mungil.
Awan Biggy pun berkata, “Tidak ada Awan Mungil, kita harus menerima itu semua dengan ikhlas dan syukuri saja hidup kita sekarang, karena itu sudah menjadi takdir kita menjadi awan”.
“Tidak selamanya menjadi berat dan menghitam itu adalah hal yang buruk”. “Ketika sudah tiba waktunya kita untuk cair dan berubah menjadi air, kita akan jatuh di suatu tempat yang bernama Bumi, makhluk yang hidup di Bumi akan menyebut kita Hujan”.
“Di Bumi kedatangan kita akan disambut dengan suka cita oleh Makhluk Hidup yang tinggal disana”.
“Tumbuhan yang hidup di Bumi akan menari-nari kegirangan, karena kita dapat menyegarkan mereka kembali”.
“Hewan yang hidup di Bumi juga akan berterima kasih kepada kita, karena telah menyediakan air untuk kebutuhan hidup dan tempat tinggal mereka”.
“Dan makhluk hidup yang bernama Manusia juga akan sangat senang karena kedatangan kita. Karena, tanpa adanya kita turun ke Bumi, tidak akan adanya kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka Bumi, Karena kita adalah sumber kehidupan yang ada di Bumi”.
“Jadi Awan Mungil, janganlah kau bersedih lagi dengan beratnya tubuhmu. Karena semakin cepat tubuhmu menjadi berat dan menghitam, maka semakin cepat pula kau akan turun ke Bumi dan memberi kehidupan ke Bumi”.
Mendengar penjelasan dari Awan Biggy, Awan mungil pun tidak jadi sedih. Awan Mungil jadi sangat bersemangat dan tidak sabar untuk segera turun ke Bumi.